Kamis, 06 Desember 2018

HUBUNGAN BUDAYA DENGAN KESEHATAN



HUBUNGAN BUDAYA DENGAN KESEHATAN

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang banyak membawa perubahan terhadap kehidupan manusia baik dalam hal perubahan pola hidup maupun tatanan social termasuk dalam bidang kesehatan yang sering dihadapkan dalam suatu hal yang berhubungan langsung dengan norma dan budaya yang dianut oleh masyarakat yang bermukim dalam suatu tempat tertentu.
Pengaruh social budaya dalam masyarakat memberikan peran penting dalam mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Perkembangan social budaya dalam masyarakat merupakan suatu tanda bahwa masyarakat dalam suatu daerah tersebut telah mengalami suatu perubahan dalam proses berfikir. Perubahan social dan budaya bisa memberikan dampak positif maupun negative.
Hubungan antara budaya dan kesehatan sangatlah erat hubungannya, sebagai salah satu contoh suatu masyarakat yang ada di desa saya yaitu, Desa Pamoyanan kec. Kadipaten kab. Tasikmalaya, dengan kebudayaan turun temurun dari leluhur yang berkaitan dengan masalah kesehatan, pencegahan, dan pengobatan sakit.


 BUDAYA SUNDA

Konsep sehat sakit tidak hanya mencakup aspek fisik saja , tetapi juga bersifat sosial budaya . Istilah lokal yang biasa dipakai oleh masyarakat Jawa Barat ( orang sunda ) adalahmuriang untuk demam , nyerisirah untuk sakit kepala , gohgoyuntuk batuk dan salesma untuk pilek / flu dan lain sebagainya.Penyebab sakit umumnya karena lingkungan (environment).Pencegahan sakit umumnya dengan menghindari penyebabnya.Pengobatan sakit umumnya menggunakan obat yang terdapat di warung obat yang ada di desa ini, sebagian kecil menggunakan obat tradisional. Pengobatan sendiri sifatnya sementara , yaitu penanggulangan pertama sebelum berobat ke puskesmas atau mantri.

 Pengertian Sehat Sakit
Menurut orang sunda , orang sehat adalah mereka yang makan terasa enak walaupun dengan lauk seadanya,  dapat tidur nyenyak dan tidak ada yang dikeluhkan , sedangkan sakitadalah apabila badan terasa sakit , panas atau makan terasa pahit , kalau anak kecil sakit biasanya rewel , sering menangis , dan serba salah / gelisah. Dalam bahasa sunda orang sehat disebut cageur, sedangkan orang sakit disebut gering.
Ada beberapa perbedaan antara sakit ringan dan sakit berat . Orang disebut sakit ringan apabila masih dapat berjalan kaki , masih dapat bekerja , masih dapat makan – minum dan dapat sembuh dengan minum obat atau obat tradisional yang dibeli di warung . Orang disebut sakit berat ,  apabila badan terasa lemas , tidak dapat melakukan kegiatan sehari – hari , sulit tidur , berat badan menurun , harus berobat ke dokter / puskesmas , apabila menjalani rawat inap memerlukan biaya  mahal.

Sebagian masyarakat masih menerapkan dalam kehidupan sehari-harinya masalah kesehatan yang telah menjadi budaya dan kebiasaan dari nenek moyang mereka, meliputi penyebab, pencegahan, dan pengobatan sakit yang ternyata bertolak belakang dengan medis. Adapun kebiasaan-kebiasaan tersebut yang umumnya masih dilakukan oleh masyarakat budaya sunda antara lain:
1. Masuk angin, harus dikerok.
Medis :
Kerokan ternyata bukan pertanda anginnya keluar, melainkan pecahnya pembuluh kapiler tepi yang berada dikulit. Tidak mengherankan, jika beberapa waktu setelah kerokan, gejala-gejala masuk angin akan kembali terjadi. Kerokan akan menimbulkan rasa sakit, tapi karena sudah ada rasa sakit atau pegal otot, maka dengan rangsangan sakit yang baru akan menimbulkan rasa seolah-olah rasa sakit pertama berkurang atau "terlupakan".
    2. Penderita Cacar Air atau Campak Tidak Boleh Mandi 
       Medis :
 Hal ini tentunya bertentangan dengan prinsip medis, dimana pada penderita penyakit cacar air atau campak dengan kelainan pada kulit yang menyeluruh, justru harus menjaga kebersihan kulit dengan mandi lebih sering agar perluasan penyakit dapat dicegah, disamping menggunakan obat.
       3. Mandi Malam Hari Menyebabkan Rematik 
        Medis :
Hal ini tidak benar. Kalau kondisi tubuh dalam keadaan sehat dan memerlukan mandi untuk kebersihan, tidak ada masalah meskipun mandi malam hari. Tetapi pada penderita rematik, dianjurkan mandi dengan air hangat.
      4. Kalau Demam Tidak Boleh Mandi
        Medis :
Dengan mandi ketika demam dapat menurunkan suhu tubuh yang sedang meningkat. Tetapi, kalau demam disertai dengan rasa menggigil, mandi dengan air hangat akan lebih baik atau kompres dengan air hangat.

Semua Hasil kebiasaan budaya diatas belum ada Penelitiannya.

Sumber: http://widanurulwahidah.blogspot.com/2013/12/hubungan-budaya-dengan-kesehatan.html 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar