HUBUNGAN BUDAYA DENGAN KESEHATAN
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang banyak membawa perubahan terhadap kehidupan manusia baik dalam
hal perubahan pola hidup maupun tatanan social termasuk dalam bidang kesehatan
yang sering dihadapkan dalam suatu hal yang berhubungan langsung dengan norma
dan budaya yang dianut oleh masyarakat yang bermukim dalam suatu tempat
tertentu.
Pengaruh social budaya dalam masyarakat memberikan
peran penting dalam mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Perkembangan social budaya dalam masyarakat merupakan suatu tanda bahwa
masyarakat dalam suatu daerah tersebut telah mengalami suatu perubahan dalam
proses berfikir. Perubahan social dan budaya bisa memberikan dampak positif
maupun negative.
Hubungan antara budaya dan kesehatan sangatlah erat
hubungannya, sebagai salah satu contoh suatu masyarakat yang ada di desa saya
yaitu, Desa Pamoyanan kec. Kadipaten kab. Tasikmalaya, dengan kebudayaan turun
temurun dari leluhur yang berkaitan dengan masalah kesehatan, pencegahan, dan
pengobatan sakit.
BUDAYA SUNDA
Konsep sehat sakit tidak hanya mencakup
aspek fisik saja , tetapi juga bersifat sosial budaya . Istilah lokal yang
biasa dipakai oleh masyarakat Jawa Barat ( orang sunda ) adalahmuriang untuk
demam , nyerisirah untuk sakit kepala , gohgoyuntuk
batuk dan salesma untuk pilek / flu dan lain sebagainya.Penyebab
sakit umumnya karena lingkungan (environment).Pencegahan sakit umumnya
dengan menghindari penyebabnya.Pengobatan sakit umumnya menggunakan
obat yang terdapat di warung obat yang ada di desa ini, sebagian kecil
menggunakan obat tradisional. Pengobatan sendiri sifatnya sementara , yaitu
penanggulangan pertama sebelum berobat ke puskesmas atau mantri.
Pengertian Sehat Sakit
Menurut orang sunda , orang sehat adalah
mereka yang makan terasa enak walaupun dengan lauk seadanya, dapat tidur
nyenyak dan tidak ada yang dikeluhkan , sedangkan sakitadalah
apabila badan terasa sakit , panas atau makan terasa pahit , kalau anak kecil
sakit biasanya rewel , sering menangis , dan serba salah / gelisah. Dalam
bahasa sunda orang sehat disebut cageur, sedangkan orang sakit
disebut gering.
Ada beberapa perbedaan antara sakit
ringan dan sakit berat . Orang disebut sakit ringan apabila masih dapat
berjalan kaki , masih dapat bekerja , masih dapat makan – minum dan dapat sembuh
dengan minum obat atau obat tradisional yang dibeli di warung . Orang disebut
sakit berat , apabila badan terasa lemas , tidak dapat melakukan kegiatan
sehari – hari , sulit tidur , berat badan menurun , harus berobat ke dokter /
puskesmas , apabila menjalani rawat inap memerlukan biaya mahal.
Sebagian masyarakat masih menerapkan dalam kehidupan
sehari-harinya masalah kesehatan yang telah menjadi budaya dan kebiasaan dari
nenek moyang mereka, meliputi penyebab, pencegahan, dan pengobatan sakit yang
ternyata bertolak belakang dengan medis. Adapun kebiasaan-kebiasaan tersebut
yang umumnya masih dilakukan oleh masyarakat budaya sunda antara lain:
1. Masuk angin, harus dikerok.
1. Masuk angin, harus dikerok.
Medis :
Kerokan ternyata bukan
pertanda anginnya keluar, melainkan pecahnya pembuluh kapiler tepi yang berada
dikulit. Tidak mengherankan, jika beberapa waktu setelah kerokan, gejala-gejala
masuk angin akan kembali terjadi. Kerokan akan menimbulkan rasa sakit, tapi
karena sudah ada rasa sakit atau pegal otot, maka dengan rangsangan sakit yang
baru akan menimbulkan rasa seolah-olah rasa sakit pertama berkurang atau
"terlupakan".
2. Penderita Cacar Air
atau Campak Tidak Boleh Mandi
Medis :
Hal ini tentunya bertentangan dengan
prinsip medis, dimana pada penderita penyakit cacar air atau campak dengan
kelainan pada kulit yang menyeluruh, justru harus menjaga kebersihan kulit
dengan mandi lebih sering agar perluasan penyakit dapat dicegah, disamping
menggunakan obat.
3. Mandi Malam Hari Menyebabkan Rematik
Medis :
Hal ini tidak benar. Kalau kondisi tubuh
dalam keadaan sehat dan memerlukan mandi untuk kebersihan, tidak ada masalah
meskipun mandi malam hari. Tetapi pada penderita rematik, dianjurkan mandi
dengan air hangat.
4. Kalau Demam Tidak Boleh Mandi
4. Kalau Demam Tidak Boleh Mandi
Medis :
Dengan mandi ketika
demam dapat menurunkan suhu tubuh yang sedang meningkat. Tetapi, kalau demam
disertai dengan rasa menggigil, mandi dengan air hangat akan lebih baik atau
kompres dengan air hangat.
Semua Hasil kebiasaan budaya diatas belum ada Penelitiannya.
Sumber: http://widanurulwahidah.blogspot.com/2013/12/hubungan-budaya-dengan-kesehatan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar