FAKTOR
RISIKO KANKER PAYUDARA WANITA
Penulis:
Lindra Anggorowati
Diterbitkan
oleh: Universitas Negeri Semarang
Penelitian:
FAKTOR RISIKO KANKER PAYUDARA WANITA
ISSN
1858-1196
Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) tahun 2004, menyatakan bahwa 5 besar kanker di dunia adalah kanker
paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar, kanker lambung, dan kanker hati.
WHO mengestimasikan bahwa 84 juta orang meninggal akibat kanker dalam rentang
waktu 2005-2015. Survei yang dilakukan WHO dinyatakan 8-9 persen wanita
mengalami kanker payudara. Hal itu membuat kanker payudara sebagai jenis kanker
yang paling banyak ditemui pada wanita setelah kanker leher rahim (American
Cancer Society, 2008).
Faktor risiko kanker
payudara adalah jenis kelamin, dengan perbandingan lakilaki perempuan kira-kira
1:100. Berdasarkan data penelitian Harrianto dkk di Rumah Sakit Dr. Cipto
Mangunkusumo tahun 2005, faktor risiko kanker payudara di antaranya adalah
riwayat keluarga dengan penderita kanker payudara (15,79%), menarche dini
(8,77%), nullipara (7,02%) dan pemakaian pil yang mengandung estrogen jangka
panjang (42,11%). Selain itu, juga terdapat faktor risiko lain yang diduga
berpengaruh terhadap kejadian kanker payudara yaitu menopause terlambat,
riwayat pemberian ASI, dan obesitas.
Penelitian ini
dilakukan di wilayah Kota Kudus karena tingginya kejadian kanker payudara di
tempat tersebut. Berdasarkan Rekam Medik Rumah Sakit Umum Kudus Tahun
2007-2009, jumlah penderita kanker payudara yang dirawat di Rumah Sakit Umum
Daerah Kudus sebagai rumah sakit rujukan wilayah Kudus terdapat 334 kasus pada
tahun 2007, 324 kasus pada tahun 2008, dan 65 kasus pada tahun 2009. Meskipun
terjadi penurunan yang signifikan di tahun 2009, namun penyakit kanker payudara
merupakan penyakit yang mempunyai andil besar dalam kematian wanita di dunia.
Setelah perawatan, sekitar 50 persen pasien yang menderita kanker payudara
stadium akhir hanya dapat bertahan hidup 18-30 bulan (Indopos Universitas
Indonesia, 2005). Disamping itu, penelitian tentang faktor risiko yang
berpengaruh terhadap kejadian kanker payudara masih sangat terbatas di
Indonesia.
Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan
kejadian kanker payudara di RSUD Kudus.
METODE
Jenis penelitian ini adalah observasional
analitik dengan desain case control. Metode case control dapat digunakan untuk
menilai peran variabel yang diteliti dalam penelitian ini, yaitu usia, riwayat
obesitas, riwayat keluarga menderita kanker payudara, riwayat keluarga menderita
kanker ovarium, usia melahir usia melahirkan anak pertama, riwayat pemberian
ASI, usia menarche, usia menopause, riwayat pemakaian pil kontrasepsi
kombinasi, dan lama pemakaian pil kontrasepsi, yang berhubungan dengan kejadian
penyakit kanker payudara wanita.
Sampel kasus dalam
penelitian ini adalah pasien penyakit kanker payudara wanita yang tercatat di
RSUD Kudus dan memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi, yang meliputi:
Kriteria
inklusi sampel kasus:
1.
Responden wanita yang pertama kali didiagnosis menderita kanker payudara dan
tercatat di Rekam Medik di RSUD Kudus Tahun 2009.
2.
Belum dinyatakan meninggal dunia.
3.
Bertempat tinggal di Kota Kudus, Demak, dan Jepara.
Kriteria
ekslusi sampel kasus : pada saat dilakukan kunjungan rumah responden sudah
tidak bertempat tinggal sesuai dengan alamat yang diambil dari Rekam Medik RSUD
Kudus Tahun 2009.
Sampel
kontrol dalam penelitian ini adalah tetangga dari sampel kasus yang tidak
terkena penyakit kanker payudara dan memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.
Sampel kontrol sejumlah 1:1 dari jumlah sampel kasus, dimana bertempat tinggal
dalam satu wilayah dengan sampel kasus dan memiliki karakteristik jenis kelamin
dan usia yang hampir sama dengan sampel kasus (SD + 5 tahun).
Kriteria
inklusi sampel kontrol:
1.
Responden wanita tidak menderita kanker payudara.
2.
Bertempat tinggal di Kota Kudus, Demak, dan Jepara.
Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling, dengan besar sampel
sebanyak 59 kasus dan 59 kontrol. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner dan
rekam medis RSUD Kudus. Data dianalisis dengan menggunakan uji Chi-Square atau
Uji fisher sebagai alternatifnya dan dihitung menggunakan analisis risiko Odds
Ratio (OR) (α=0.05).
HASIL
Penelitian
dilakukan terhadap 59 kasus dan 59 kontrol, dengan karakteristik responden
ditampilkan pada Tabel 1.
Berdasarkan
Tabel 1, jumlah kasus dan kontrol pada variabel usia melahirkan anak pertama
sebanyak 37 dan 44 orang. Hal ini dikarenakan jumlah responden kasus yang
mempunyai anak pertama, sebanyak 34 orang dan yang tidak mempunyai anak dengan
usia diagnosis > 30 tahun, sebanyak 3 orang, sedangkan yang tidak mempunyai
anak sebanyak 22 orang, sehingga analisis dilakukan terhadap 37 orang.
Sementara itu, jumlah responden kontrol yang mempunyai anak sebanyak 44 orang
dan yang tidak mempunyai anak sebanyak 15 orang, sehingga analisis dilakukan
terhadap 44 orang.
Adapun
pada variabel usia menopause, jumlah kasus yang sudah menopause pada saat
dilaksanakannya penelitian sebanyak 16 orang, sedangkan yang belum sebanyak 43
orang, sehingga analisis dilakukan terhadap 16 orang. Sementara itu, jumlah
kontrol yang sudah menopause pada saat dilaksanakannya penelitian sebanyak 17
orang, sedangkan yang belum sebanyak 42 orang, sehingga analisis dilakukan terhadap
17 orang.
Berdasarkan
Tabel 2, dari 10 variabel bebas yang diteliti, terdapat 4 variabel yang
berhubungan dengan kejadian kanker payudara. Variabel-variabel tersebut adalah
riwayat obesitas, usia melahirkan anak pertama, riwayat pemberian ASI, dan usia
menarche.
PEMBAHASAN
Berdasarkan
analisis bivariat, tidak ada hubungan antara usia responden dengan kejadian
kanker payudara. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Nani
(2009), yang menunjukan bahwa distribusi kelompok umur terbanyak ditemukan pada
golongan umur 40-49 tahun (36,5%), dan 50-59 tahun (30,8%). Hasil tersebut
tidak sesuai pula dengan pernyataan dalam penelitian Harianto (2005) yang
mengutip dari Caleste L bahwa berdasarkan program SEER (Surveillance,
Epidemiology, and End Results) yang dilakukan NCI (National Cancer Institutte)
insidensi kanker payudara meningkat seiring dengan pertambahan usia. Umur
sangat penting sebagai faktor yang berpengaruh terhadap kanker payudara.
Kejadian kanker payudara akan meningkat.
Tabel 1. Karakterkstik Responden
Karakteristik
|
Kasus
|
Kontrol
|
N
|
(%)
|
N
|
(%)
|
1.
|
Umur
|
|
a.
≥ 42 tahun
|
23
|
39
|
20
|
33,9
|
|
b.
< 42 tahun
|
36
|
61
|
39
|
66,1
|
|
Total
|
59
|
100%
|
59
|
100%
|
2.
|
Riwayat Obesitas
|
|
a.
Obesitas
|
33
|
55,9
|
13
|
22
|
|
b.
Tidak Obesitas
|
26
|
44,1
|
46
|
78
|
|
Total
|
59
|
100%
|
59
|
100%
|
3.
|
Riwayat keluarga ca. Mammae
|
|
a.
Ada
|
16
|
27,1
|
7
|
11,9
|
|
b.
Tidak
|
43
|
72,9
|
52
|
88,1
|
|
Total
|
59
|
100%
|
59
|
100%
|
4.
|
Riwayat keluarga ca. ovarium
|
|
a.
Ada
|
4
|
6,8
|
3
|
5,1
|
|
b. Tidak
|
55
|
93,2
|
56
|
94,9
|
|
Total
|
59
|
100%
|
59
|
100%
|
5.
|
Usia melahirkan anak pertama
|
|
a.
≥ 30 tahun +
belum punya anak dengan usia diagnosis ≥30 tahun
|
22
|
59,5
|
10
|
22,7
|
|
b.
< 30 tahun
|
15
|
40,5
|
34
|
77,3
|
|
Total
|
37
|
100%
|
44
|
100%
|
6.
|
Riwayat pemberian ASI
|
|
a.
< 4 bulan
|
21
|
61,8
|
10
|
22,7
|
|
b.
≤ 4 bulan
|
13
|
38,2
|
34
|
77,3
|
|
Total
|
34
|
100%
|
44
|
100%
|
7.
|
Usia menarche
|
|
a.
< 12 tahun
|
34
|
57,6
|
10
|
16,9
|
|
b.
≥ 12 tahun
|
25
|
42,4
|
49
|
83,1
|
|
Total
|
59
|
100%
|
59
|
100%
|
8.
|
Usia monopause
|
|
a.
≥ 48 tahun
|
13
|
81,2
|
12
|
70
|
|
b.
< 48 tahun
|
3
|
18,8
|
5
|
29,1
|
|
Total
|
16
|
100%
|
17
|
100%
|
9.
|
Riwayat pemakaian pil kontrasepsi
kombinasi
|
|
a.
Memakai
|
19
|
32,2
|
12
|
20,3
|
|
b.
Tidak memakai
|
40
|
67,8
|
47
|
79,7
|
|
Total
|
59
|
100%
|
59
|
100%
|
10.
|
Lama pemakaian pil kontrasepsi
|
|
a.
≥ 5 tahun
|
6
|
31,6
|
3
|
25
|
|
b.
< 5 tahun
|
13
|
68,1
|
9
|
75
|
|
Total
|
19
|
100%
|
12
|
100%
|
Tabel 2. Hasil Analisis Bivariat
No
|
Variabel
|
Nilai p
|
OR
|
CI
|
1.
|
Usia
|
0,70
|
1,25
|
0,59 – 2,64
|
2.
|
Riwayat obesitas*
|
0,00
|
4,49
|
2,01 – 10,02
|
3.
|
Riwayat keluarga ca. Mammae
|
0,06
|
2,76
|
1,04 – 7,33
|
4.
|
Riwayat keluarga ca. Ovarium
|
1,00
|
1,36
|
0,29 – 6,35
|
5.
|
Usia melahirkan anak petama*
|
0,00
|
4,99
|
1,90 – 13,87
|
6.
|
Riwayat pemberian ASI*
|
0,00
|
5,49
|
2,05 – 14,74
|
7.
|
Usia menarche*
|
0,00
|
6,66
|
2,84 – 15,65
|
8.
|
Usua monopause
|
0,69
|
1,80
|
0,35 – 9,23
|
9.
|
Riwayat pemakaian pil kontrasepsi
kombinasi
|
0,20
|
1,86
|
0,81 – 4,29
|
10.
|
Lama pemakaian pil kontrasepsi
kombinasi
|
0,69
|
1,75
|
0,35 – 8,71
|
Berdasarkan
hasil uji statistik didapatkan hasil beberapa faktor yang ada hubungan dengan
kejadian kanker payudara antara lain obesitas (p=0,00; OR=4,49; CI=2,01-10,02),
usia melahirkan anak pertama (p=0,00; OR=4,99; CI=1,90-13,87), riwayat
pemberian ASI (p=0,00; OR=5,49; CI=2,05-14,74), dan usia menarche (p=0,00;
OR=6,66; CI=2,84-15,65). Saran yang diajukan bagi masyarakat diharapkan dapat
mencegah terjadinnya kanker payudara. Bagi RSUD Kudus perlu penambahan
informasi pencatatan stadium kanker payudara. Bagi dinas kesehatan perlu
promosi kesehatan kepada masyarakat tentang upaya pencegahan kanker payudara.
Ditemukannya
kejadian kanker payudara wanita yang lebih besar pada usia <42
tahun,
baik pada kelompok kasus maupun kontrol penelitian ini, diperkirakan karena
responden
merupakan penderita kanker payudara stadium awal yang melakukan pendeteksian
dini
agar penyakit tidak berkembang menjadi stadium lanjut.
Pada
variabel obesitas, hasil penelitian ini selaras dengan penelitian Nani (2009)
yang menyatakan bahwa berdasarkan analisis bivariat salah satu variabel bebas
yang berpengaruh terhadap kejadian kanker payudara adalah adanya riwayat
kegemukan (OR = 2,38 ;95% CI : 1,08 – 5,25). Selaras pula dengan penelitian
Enger (1989) dan Colditz (1994) yang menyatakan bahwa ada peningkatan risiko
terkena kanker payudara pada wanita dengan Body Mass Index yang besar. Risiko
pada kegemukan akan meningkat karena meningkatnya sintesis estrogen pada
timbunan lemak yang berpengaruh terhadap proses proliferasi jaringan payudara
(Balasubramaniam dkk, 2013)
Hasil
penelitian variabel riwayat keluarga menderita kanker payudara tidak selaras
dengan
pernyataan William F dan J Christopher (2001), yang menyatakan bahwa riwayat
keluarga
yang positif adalah faktor risiko terbesar kanker payudara. Wanita-wanita
dengan
satu
orang dari keluarga menderita kanker payudara mempunyai risiko 2 kali lipat
akan menderita kanker payudara, dan wanita-wanita yang terdapat 2 orang
menderita kanker payudara mempunyai risiko 14 kali lipat lebih besar akan
menderita kanke payudara, sedangkan 20% wanita yang menderita kanker payudara
mempunyai riwayat keluarga jauh yang menderita kanker payudara.
Hasil penelitian variabel riwayat
keluarga menderita kanker ovarium tidak selaras dengan teori atau pernyataan
dari Wakai Kenji et al (1995), Scheinn Philip (1997), Vogel and Victor G
(2000), yang dikutip oleh Nani (2009) yang menyatakan bahwa seseorang akan
memiliki risiko terkena kanker payudara lebih besar bila anggota keluarganya
ada yang menderita kanker payudara atau kanker ovarium. Hal ini dikarenakan
sebagian besar (lebih dari 90%) responden tidak menderita kanker ovarium yang
dapat berisiko terkena kanker payudara.
KESIMPULAN
Faktor
risiko yang berhubungan dengan kejadian kanker payudara di RSUD Kudus adalah
obesitas (p=0,00; OR=4,49; CI=2,01- 10,02), usia melahirkan anak pertama
(p=0,00; OR=4,99; CI=1,90-13,87), riwayat pemberian ASI (p=0,00; OR=5,49;
CI=2,05-14,74), dan usia menarche (p=0,00; OR=6,66; CI=2,84- 15,65).
Judul:
FAKTOR-FAKTOR, PERILAKU, DETEKSI DINI KANKER SERVIKS
Penulis:
Ns. Sri Wahyuni, M.Kep., Sp.Kep.Mat
Diterbitkan
oleh: Universitas Islam Sultan Agung
Penelitian:
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DI
KECAMATAN NGAMPEL KABUPATEN KENDAL JAWA TENGAH
ISSN
: 2338-2066
Kanker
serviks merupakan jenis kanker terbanyak kedua pada wanita yang menjadi
penyebab kematian setelah penyakit kardio vaskuler. ( Rasjidi, 2009; Longo,
2009). Insiden Kanker serviks, menurut perkiraan Departemen Kesehatan, 100 per
100.000 penduduk pertahun(Yatim, 2005).
Insiden
kematian meningkat akibat masyarakat enggan elakukan pemeriksaan, sehingga
kanker terdiagnosa setelah dalam stadium lanjut. Sebagaimana ditemukan di
wilayah kecamatan Ngampel Kabupaten Kendal berdasarkan data yang diperoleh pada
bulan September 2012, bahwa sosialisasi tentang kanker serviks sudah dilakukan
dengan cara membagikan leaflet, penyuluhan dan menyelenggarakan papsmear masal,
namun tingkat kehadiran masyarakat masih rendah, yaitu sekitar 30% - 40%. Hasil
wawancara pada 10 orang yang belum melakukan papsmear didapatkan alasan yang
bervasiasi, yang mengatakan belum mengetahui 10%, tidak mempunyai uang 30%,
kurangnya dukungan suami 20% dan 40% lainnya mengatakan sebagian besar wanita
disekitarnya juga belum pernah melakukan periksaan deteksi dini kanker serviks.
METODOLOGI
Jenis
penelitian kuantitatif non eksperimental dengan studi korelasi. Pengumpulan
data menggunakan kuesioner. Populasi pada penelitian ini wanita yang sudah
melakukan deteksi dini kanker serviks yang tinggal di wilayah Kecamatan Ngampel
Kabupaten Kendal. Jumlah sampel 60 orang yang diambil dengan teknik random
sampling. Tempat penelitian dilakukan di wilayah Kecamatan Ngampel, Kabupaten
Kendal, Jawa Tengah, dalam rentang waktu November sampai sampai dengan Desember
2012. Data yang diperoleh diolah secara statistik dengan menggunakan uji
regresi logistik.
HASIL
Tabel 1.
Distribusi
frekuensi responden berdasarkan usia, pendidikan, status ekonomi,
keterjangkauan pelayanan kesehatan, pengetahuan, sikap, dukungan suami dan dukungan
sebaya di Kecamatan Ngampel Kabupaten Kendal Jawa Tengah Tahun 2012 (n=80)
Variabel
|
Frekuensi
|
Prosentase
|
N
|
(%)
|
1.
|
Usia
|
|
Muda
|
47
|
58,751
|
|
Tua
|
33
|
41,25
|
2.
|
Pendidikan
|
|
Rendah
|
75
|
93,75
|
|
Tinggi
|
5
|
6,25
|
3.
|
Ekonomi
|
|
Rendah
|
67
|
83,75
|
|
Tinggi
|
13
|
16,25
|
4.
|
Keterjangkauan
|
|
Tidak
terjangkau
|
31
|
38,75
|
|
Terjangkau
|
49
|
61,25
|
5.
|
Pengetahuan
|
|
Rendah
|
52
|
65
|
|
Tinggi
|
28
|
35
|
6.
|
Sikap
|
|
Negatif
|
48
|
60
|
|
Positif
|
32
|
40
|
7.
|
Dukungan suami
|
|
Tidak
baik
|
15
|
18,75
|
|
Baik
|
65
|
81,25
|
8.
|
Dukungan sebaya
|
|
Tidak
baik
|
22
|
27,5
|
|
Baik
|
58
|
72,5
|
Tabel 2.
Hubungan
antara usia, pendidikan, status ekonomi, keterjangkauan,
pengetahuan,
sikap, dukungan suami dan dukungan sebaya terhadap perilaku deteksi dini kanker
serviks di Kecamatan Ngampel Kabupaten Kendal Jawa Tengah Tahun 2012 (n=80)
Variabel
|
Perilaku
|
P Value
a 0,05
|
Tidak baik
|
Baik
|
N
|
(%)
|
N
|
(%)
|
1.
|
Usia
|
|
|
Muda
|
0
|
0
|
47
|
100
|
0,540
|
|
Tua
|
4
|
12
|
29
|
88
|
|
2.
|
Pendidikan
|
|
|
Rendah
|
8
|
10,6
|
67
|
89,4
|
0,392
|
|
Tinggi
|
0
|
0
|
5
|
100
|
|
3.
|
Ekonomi
|
|
|
Rendah
|
7
|
10,4
|
60
|
89,5
|
0,428
|
|
Tinggi
|
1
|
7,6
|
12
|
92,4
|
|
4.
|
Keterjangkauan
|
|
|
Tidak
terjangkau
|
4
|
12,9
|
27
|
87,1
|
0,386
|
|
Terjangkau
|
4
|
97,5
|
37
|
97,25
|
|
5.
|
Pengetahuan
|
|
|
Rendah
|
0
|
0
|
78
|
100
|
0,000
|
|
Tinggi
|
15
|
19,2
|
63
|
80,8
|
|
6.
|
Sikap
|
|
|
Negatif
|
42
|
87,5
|
6
|
12,5
|
0,000
|
|
Positif
|
6
|
18,75
|
26
|
81,25
|
|
7.
|
Dukungan suami
|
|
|
Tidak
baik
|
4
|
26,7
|
11
|
73,1
|
0,000
|
|
Baik
|
53
|
81,5
|
12
|
18,46
|
|
8.
|
Dukungan sebaya
|
|
|
Tidak
baik
|
6
|
27,27
|
16
|
72,73
|
0,000
|
|
Baik
|
47
|
81,03
|
11
|
18,97
|
|
Berdasarkan
uji bivariat yang sudah dilakukan, maka faktor-faktor yang masuk kedalam
kandidat uji multivariat adalah pengetahuan, sikap, dukungan suami dan dukungan
sebaya.
Tabel 3.
Hasil
analisis pemodelan pengetahuan, sikap, dukungan suami dan dukungan sebaya
terhadap perilaku deteksi dini kanker serviks di kecamatan Ngampel Kabupaten
Kendal Jawa Tengah Tahun 2012 (n=80)
No
|
Variabel
|
B
|
SE
|
Wald
|
Df
|
P V
|
OR
|
Cl 95%
|
1.
|
Pengetahuan
|
-1,327
|
0,521
|
6,471
|
1
|
0,011
|
0,265
|
0,095-0,737
|
2.
|
Sikap
|
0,784
|
0,387
|
4,115
|
1
|
0,043
|
2,191
|
1,027-4,674
|
3.
|
Dukung
suami
|
1,115
|
0,431
|
6,706
|
1
|
0,010
|
3,050
|
1,312-7,095
|
4.
|
Dkung
sebaya
|
1,015
|
0,342
|
5,608
|
1
|
0,032
|
2,483
|
1,127-4774
|
5.
|
Konstanta
|
0,821
|
PEMBAHASAN
Hasil
penelitian, faktor yang paling mempengaruhi perilaku deteksi dini kanker
serviks adalah dukungan suami dengan nilai p=0,010 dan OR 3,050. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa dukungan suami 3,05 kali mempengaruhi perilaku dalam deteksi
dini kanker serviks.
Dukungan
suami menjadi faktor penentu karena dukungan pasangan akan memberikan penguatan
terhadap motivasi untuk melakukan deteksi dini kanker serviks. Suami yang
mempunyai pemahaman lebih dapat memberikan penjelasan dan dukungannya pada
istri untuk melaksanakan perilaku sehat. Sebagaimana penelitian yang dilakukan
oleh oleh Shevrin pada tahun 2008 di Amerika. Pada penelitian yang bertujuan
untuk menilai pengaruh pasangan dalam skrining kanker payudara dan kanker
serviks. Hasil yang di dapatkan dari penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan
pasangan tentang kanker payudara dan kanker serviks mempengaruhi dukungan
terhadap wanita untuk melakukan skrining.
Keberhasilah
dan keberlangsungan periaku sehat sangat membutuhkan dukungan dari keluarga.
Dukungan keluarga khususnya suami sangat bermakna untuk guna meningkatkan
status kesehatan wanita. Dukungan suami dapat memberikan keuntungan emosional
atau berpengaruh pada tingkah laku termasuk dalam melakukan deteksi dini kanker
serviks (Supartiningsih, 2003)
Kultur
masyarakat jawa yang masih sangat kental di wilayah kecamatan Ngampel Kabupaten
Kendal yang menempatkan suami sebagai penentu pengambil keputusan sangat
mempengaruhi perilaku ibu dalam melakukan deteksi dini kanker serviks. Sehingga
dukungan suami sangat bermakna dalam keberlangsungan perilaku sehat mengingat
suami, seringkali bertindak sebagai pengambil keputusan terhadap upaya
pemeliharaan kesehatan keluarganya (UNFPA, 2004).
KESIMPULAN
Banyak faktor yang mempengaruhi seorang wanita
berperilaku sehat dengan melakukan deteksi dini kanker serviks, namun faktor
yang paling mempengaruhi adalah dukungan suami. Dukungan suami 3,05 kali
mempengaruhi wanita untuk melakukan deteksi dini kanker serviks dibandingkan
faktor yang lain.